Sistem COD (Cash on Delivery) atau bayar di tempat sempat jadi pilihan utama banyak orang saat belanja online. Opsi ini sangat memanjakan pembeli online karena mereka nggak perlu lagi ribet ngurusi transfer, tinggal checkout dan barang langsung dikirim.
Bagi pebisnis, menawarkan opsi COD bisa bikin konversi penjualan meningkat. Tapi seiring waktu, makin kelihatan bahwa sistem ini punya banyak kelemahan, khususnya untuk pelaku bisnis dan orang-orang yang kerja di bidang logistik.
Nah, biar sistem ini tetap menjadi daya tarik tanpa mengganggu cash flow bisnismu, artikel ini punya insight penting nih, buat kamu!
Cash on delivery (COD) artinya pembayaran yang dilakukan saat barang diterima pembeli. Jadi, pelanggan nggak bayar diawal, melainkan saat kurir datang mengantar barang.
Konsepnya memang sederhana, tapi dalam praktiknya terutama di Indonesia. Sistem cash on delivery punya banyak kelemahan. Mulai dari masalah teknis sampai efeknya ke arus kas bisnis.
Baca Juga: Pilih Same Day atau Instant Delivery untuk Pengiriman Kilat? Ini Panduannya
Nah, berikut ini beberapa alasan kenapa sistem cash on delivery bisa bikin masalah:
Inilah salah satu tantangan terbesar dari sistem COD. Karena pembeli belum bayar di awal, banyak yang merasa "nggak rugi" kalau batalin pesanan.
Bahkan, nggak sedikit yang order karena iseng atau karena tergoda diskon, tapi akhirnya barang ditolak pas kurir datang.
Nah, buat pelaku bisnis dan jasa logistik, ini artinya rugi ongkos kirim, rugi waktu, dan rugi tenaga.
Baca Juga: Biaya Logistik Gak Sesimpel Ongkir, Ini Jenisnya Biar Gak Salah Hitung!
Kurir COD itu kerjanya double. Selain antar barang, mereka juga harus menagih uang tunai ke pembeli, menghitung pembayaran, dan memastikan uang aman sampai ke kantor.
Kalau pembeli nggak ada di rumah, barang bisa dibawa balik. Kalau ada selisih uang atau uang palsu, kurir yang kena.
Belum lagi kalau terjadi konflik di lapangan. Bebannya besar banget, apalagi buat kurir yang harus handle banyak paket dalam sehari.
Buat kamu yang punya usaha online, sistem COD bisa bikin arus kas kamu jadi nggak lancar.
Karena pembayaran baru masuk setelah barang sampai dan uangnya disetor oleh kurir ke sistem logistik, jadi bisa makan waktu beberapa hari, bahkan minggu.
Hal ini, tentunya beda dengan pembayaran digital yang langsung masuk ke akun kamu saat transaksi selesai.
Kalau mayoritas pesanan kamu COD, siap-siap cashflow usaha kamu terganggu dan muter modal pun jadi lebih sulit.
Baca Juga: Fungsi Margin dalam Bisnis dan Cara Benar Menghitungnya
Kejadian ini sayangnya sering banget terjadi. Ada yang pakai nama palsu, alamat fiktif, bahkan sengaja pesan lalu menolak saat barang datang.
Ada juga yang niat menipu kurir dengan uang palsu atau sengaja minta kembalian lebih.
Hal-hal seperti ini bisa bikin rugi semua pihak. Mulai dari seller, jasa logistik, sampai kurir. Dan ini masih sulit dilacak karena nggak semua sistem COD terintegrasi secara digital dan real-time.
Di era serba digital kayak sekarang, banyak proses COD yang masih dijalankan secara manual. Misalnya pencatatan pembayaran, input status paket, hingga pelaporan retur.
Sistem yang belum terintegrasi bikin pelacakan paket COD jadi lambat, dan proses refund pun juga makan waktu lama.
Buat bisnis kecil sampai menengah, hal kayak gini bisa jadi penghambat pertumbuhan. Operasional jadi makin ribet, dan risiko kesalahan pun makin besar.
Baca Juga: 5 Jenis Kapal Kargo Berdasarkan Fungsi dan Muatannya
Kalau kamu masih pakai cash on delivery untuk usaha kamu, nggak salah kok.
Tapi penting untuk mulai mengevaluasi. Apakah sistem COD ini masih menguntungkan? Atau justru bikin bisnis kamu susah berkembang?
Banyak pelaku usaha kini mulai mengarahkan pelanggan ke pembayaran digital, misalnya lewat QRIS, e-wallet, transfer bank, atau bahkan paylater. Prosesnya lebih cepat, transparan, dan aman.
Baca Juga: 10 Perusahaan Ekspedisi di Indonesia, Mana yang Paling Cepat dan Murah?
Kalau kamu belum bisa lepas total dari sistem cash on delivery, coba beberapa tips ini:
Masalah-masalah yang timbul dari sistem cash on delivery sebenarnya hanya bagian kecil dari masalah logistik yang lebih besar.
Di balik satu paket yang gagal dikirim, ada banyak proses yang harusnya bisa lebih efisien. Mulai dari manajemen gudang, pengiriman antarpulau, hingga urusan dokumentasi.
Di forwarder.ai, semua pengiriman (baik darat, laut, maupun udara) bisa kamu kelola lewat satu dashboard digital. Ada fitur pelacakan real-time, kuotasi instan, dan sistem booking yang cepat.
Teknologinya juga udah terintegrasi AI & GPS, jadi lebih efisien dan minim risiko. Mau pengiriman barang makin aman dan transparan? Solusinya hanya ada di forwarder.ai.